REVIEW SECARA LUAS BERKAITAN DENGAN PHYTOTECHNOLOGY
TENTANG MENGHILANGKAN LOGAM BERAT DARI LIMBAH AIR DENGAN MENGGUNAKAN BERBAGAI
MACAM SPESIES TUMBUHAN AIR
Saya
akan mereview dalam bahasa Indonesia sebuah review internasional yang menarik
perhatian saya. Saya menemukan artikel ini saat saya berkunjung ke laman elsevier.com
Review
ini dipublikasikan oleh Shahabaldin Rezania (Center foe Enviromental
Sustainability and Water Security, Research Institute for Environmental
Sustainability, Block C07, Level 2, Universiti Teknologi Malaysia), Shazwin
Mat Taib; Mohd Fadhil Md Din; Hesam Kamyab (Department of Environmental
Engineering, Faculty of Civil Engineering, Universiti Teknologi Malaysia),
Farrah Aini Dahalan (Water Research Group, The School of Environmental
Engineering, Universiti Malaysia Perlis)
Yang
menjadi perhatian review ini adalah sebuah pengembangan teknologi baru, yaitu
phytotechnology. Phytotechnology menjelaskan tentang aplikasi sebuah ilmu sains
dan teknologi yang melibatkan tumbuhan dalam merumuskan masalah dan
menghasilkan sebuah solusi.
Abstrak
pada review ini menjelaskan tentang permasalahan pada lingkungan, metode yang
digunakan, hasil-hasil yang sudah terjadi dan kesimpulan. Polusi lingkungan
pada saat ini sudah menjadi sesuatu yang berbahaya, terlebih terdapat logam
berat pada sumber air dimana dapat membahayakan manusia, hewan, dan tumbuhan.
Phytoremediation adalah salah satu solusi yang efektif dan murah untuk
meghilangkan logam berat dari air.
Metode ini sudah diimplementasikan pada lahan basah dan sukses
mengembalikan bioma air secara natural.
Kemudian,
disebutkan juga dalam abstrak ini bahwa berdasarkan morfologi dan kecepatan
pertumbuhan perkembangan tumbuhan air, tumbuhan yang mengapung bebas lebih
efisien dari pada tumbuhan yang tenggelam atau terendam dalam menyerap logam
berat. Pembahasan pada review ini akan fokus pada 4 spesies yaitu : Pistia
stratiotes, Eicchornia spp, Lemna spp, dan Salvinia spp.
Pada
pendahuluan, dijelaskan tentang jenis logam berat apa saja yang mencemari
lingkungan dan asal logam berat yang mencemari lingkungan. Pada tahun 2030 mulai diantisipasi
mengumpulkan air bersih untuk manusia karena air bersih yang alami sudah
terbatas jumlahnya secara global. Hal ini disebabkan berkembangnya dunia
industri dan banyaknya pencemaran air yang terjadi.
Limbah
air adalah air buangan dari kota kota maupun industri. Senyawa anorganik
seperti sianida, logam berat, senyawa organik beracun, fosfor dan sebagainya
dapat ditemukan dalam limbah air yang tidak diolah baik dari kota maupun dari
industri. Maka mulai ditemukan berbagai macam metode untuk mengembalikan
lingkungan. Metode konvensional yang ditemukan diantaranya oksidasi, adsorbsi,
pertukaran ion, dan sebagainya. Akan tetapi metode ini memiliki efek negatif terhadap
lingkungan dan mahal. Maka dikembangkanlah metode yang tidak memiliki efek
negatif terhadap lingkungan dan murah salah satunya adalah Phytoremediation.
Tumbuhan
yang digunakan pada metode ini dibahas setiap jenis. Pada tumbuhan air yang
mengapung bebas dijelaskan secara spesifik tiap spesies diantaranya
-
Duck weed
Ini sudah digunakan untuk penellitian lebih
dari 30 tahun.
-
Water lettuce
Disebutkan dalam jurnal bahwa berdasarkan
penelitian ditemukan bahwa tumbuhan ini menyerap 80% merkuri dari tambang batu
bara selama 21 hari
-
Water hyacinth
Tumbuhan ini dapat bertahan dalam
lingkungan yang mengandung logam berat dalam konsentrasi tinggi.
-
Salvinia sp
Spesies ini terkenal tumbuhan yang dapat
menghilangkan logam berat dengan mengabsorpsinya.
Sedangkan tumbuhan air yang lain
baik yang tenggelam maupun terendam dijelaskan secara garis besar, tidak secara
spesifik setiap spesies.
Kesimpulan pada review
internasional ini bahwa 4 spesies dari tanaman air yang mengapung bebas paling
efektif dalam proses phytoremediation. Untuk penelitian yang akan datang
terdapat beberapa saran, diantaranya menggunakan tumbuhan air yang sudah
dimodifikasi secara genetik.
Apa yang saya tuliskan hanya
sebagian kecil review, untuk penjelasan lebih detail dan lengkap dapat dilihat
pada review internasional yang dapat diakses.
Sumber : http://www.sciencedirect.com/science/article/pii/S0304389416306860
Sumber : http://www.sciencedirect.com/science/article/pii/S0304389416306860